Senin, 14 Mei 2018

DEFINISI & SEJARAH STREET PHOTOGRAPHY

Definisi Photograpy ini kami ambil dari beberapa sumber

infofotografi.com  


Banyak definisi untuk street photography, dan lingkupnya sering diperdebatkan dan dipusingkan dengan jenis fotografi lain seperti human interest, dokumentasi, bahkan sampai landscape, travel dan portrait. Street photography adalah salah satu jenis fotografi yang cukup digemari, meskipun lebih sedikit daripada penggemar fotografi landscape (pemandangan) dan fotografi portrait (foto manusia). Keuntungan street photography adalah Anda bisa mempraktikkannya di jalan-jalan di kota Anda, tidak perlu pergi jauh-jauh. Ongkosnya jadi bisa sangat murah.


Hasil gambar untuk street fotografi

Gambar terkait

Saya sendiri setuju dengan fotografer street photographer kelahiran Jerman tapi tinggal di Vancouver, Kanada, bernama Fred Herzog, yaitu To show the realism of the street (menunjukkan realitas di jalanan)” Pernyataan ini sederhana sekali, tapi sangat bagus dalam mendeskripsikan street photography.
Pernyataan itu menjelaskan beberapa hal:
Lokasi : street/jalanan – bisa dikembangkan ke ruang publik (termasuk di dalam rumah makan, toko, transportasi massal seperti kereta api) dan sebagainya.
Subjek foto : Biasanya isinya adalah manusia di ruang publik yang sedang beraktivitas, tapi bisa juga tanpa manusia misalnya detail arsitektur.
Sifat : Street photography menunjukkan realistas apa adanya tanpa diatur dan di pose secara khusus.
Street photography sering “overlap” dan dibingungkan dengan jenis fotografi lainnya seperti portrait, human interest, dan liputan.

Seperti yang sudah dikutip oleh infofotografi.com yang membedakan street fotografi dengan genre foto yang lain nya adalah :


Beda street photography dengan portrait : Portrait photography berusaha untuk mengeluarkan karakter/sifat subjek foto, biasanya dipose atau dipengaruhi oleh fotografer dan backgroundnya diatur sedemikian rupa.

Beda street photography dengan human interest : Human interest photography bertujuan untuk menimbulkan empati dari yang melihat foto, misalnya merasa kasihan, merasa ingin membantu, atau ikut senang, sedangkan tujuan street hanya untuk menangkap momen spontan.

Beda street photography dengan dokumentasi liputan : Tujuan dokumentasi / fotojurnalis adalah memotret hal-hal yang mengandung unsur berita/feature dan biasanya ditayangkan di media cetak/elektronik. Subjek dokumentasi biasanya sudah ditentukan. Fotografer biasanya sudah memiliki daftar apa saja yang akan difoto. Foto dokumentasi tidak se-spontan street photography.

Ada satu perdebatan antara fotografer tentang apakah street photography harus diambil secara candid/diam-diam tanpa sepengetahuan subjek fotonya? Menurut saya, iya, candid menghasilkan foto yang paling real. Jika subjek tau akan difoto, biasanya ekspresi orang tersebut akan berubah dan menjadi tidak otentik / alami lagi.


SEJARAH STREET PHOTOGRAPHY


Street photography/fotografi jalanan adalah salah satu aliran dalam fotografi. Fotografi jalanan umumnya memuat objek yang diambil di ruang terbuka publik dalam kondisi candid atau tanpa pengarahan. Belum ada kesepakatan mengenai padanan yang baku untuk street photography dalam bahasa Indonesia, namun istilah fotografi jalanan sering dipakai dalam beberapa kesempatan. Foto-foto dalam street photography dapat mengambil lokasi dari berbagai ruang publik seperti jalanpasarmal, terminal, stasiun kereta api, dan sebagainya.

Fotografi jalanan termasuk gaya yang paling tua sudah mulai di Malaysia oleh Lambert dan beberapa fotografer di era penjajahan belanda di Indonesia. Istilah ini lebih tepat berdekatan dengan fotografi jurnalistik. Walaupun awal perkembangannya ada aliran surealisme seperti Bill Brandt, Henri Cartier Bresson. Walaupun gaya Bresson berubah setelah masuk Magnum menjadi gaya yang lebih mudah dimengerti dan bisa masuk kategori foto kehidupan sehari-hari di jalan raya. Paduan ganjil antara subyek yang difoto misalkan ada maneken atau ada patung malaikat di taman atau di tempat yang semestinya bukan tempat maneken atau patung malaikat tersebut. Sehingga saat di foto terlihat paduan yang ganjil dan sering disebut surealisme. Pengaruh surealisme ini besar pada foto jalanan.

Fotografer yang memotret di jalan tidak semuanya akan terlihat surealisme, bahkan ada fotografer yang puluhan tahun bereksperimen di jalan dan foto-fotonya tidak mencerminkan jurnalistik atau bukan untuk dipasang di majalah atau surat kabar. Harry Callahan memotret jalanan dan dipengaruhi oleh pelukis Balthus, dia bereksperimen dengan memotret gap antar bangungan, jendela, memotret jalananan di malam hari, memotret cropping pejalan kaki, dan banyak eksperimen lainnya. Begitu pula dengan fotografer Jeff Wall yang mengatur 3 model untuk berperan sebagai peristiwa rasialisme di jalan. https://en.wikipedia.org/wiki/Jeff_Wall Foto jalanan biasanya tidak diatur (setting).

Foto-foto yang diambil pada aliran fotografi ini umumnya memakai teknik [:en:Straight photography straight photography]. Foto menggambarkan kondisi apa adanya dengan meminimalkan manipulasi objek. Dalam perkembangannya, fotografi jalanan banyak memasukkan unsur-unsur seperti surealisme, humor, dan kejutan dalam komposisinya. Untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut dalam suatu foto, perlu dicari saat yang paling tepat dengan posisi objek yang unik.

Aliran fotografi ini berawal dari Eropa, saat Eugene Atget mulai mengabadikan suasana jalanan kota Paris sekitar tahun 1890-an hingga 1920-an. Foto-foto Atget banyak mengambil objek arsitektural, dan hanya sedikit sekali mengambil manusia sebagai subjek foto. Hal ini berbeda sekali dengan fotografi jalanan kontemporer yang dikenal sekarang, yang hampir selalu menyertakan manusia sebagai subjek fotonya. Henri Cartier-Bresson mulai memasukkan unsur manusia dan komposisi surealismenya dalam foto-fotonya yang diambil sejak awal tahun 1940-an, hingga akhirnya aliran inilah yang makin berkembang hingga bentuk fotografi jalanan yang populer hingga sekarang.

Di Indonesia, aliran fotografi ini masih tergolong muda dibandingkan aliran lainnya. Fotografi jalanan baru mulai berkembang di Indonesia pada sekitar tahun 1990-an, dan makin populer pada dekade pertama tahun 2000-an seiring berkembangnya teknologi fotografi digital.             ( Sumber WikiPedia )


ditambah lagi sekarang sudah maraknya media sosial seperti Instagram dll, untuk kalian yang suka ngeupload foto hasil karya kalian agar bisa dilihat orang khalayak orang banyak, dan juga sekarang banyak tempat rental kamera DSLR atau MIRROR LES dll, jadi tidak ada alasan untuk malas malas berkaya.



hasil karya sendiri bukan karya orang lain
berhenti melakukan hal yang tidak penting apalagi malah merugikan orang lain
jadikan hobi kalian itu bernilai
dan percayalah rejeki itu sudah ada yang ngatur hehe....




~ Semoga Bermanfaat ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

15 MACAM GENRE PHOTOGRAPHY

Seperti yang dikutip oleh https://www.klikmania.net/15-genre-fotografi-wajib-kamu-ketahui / ada 15 genre foto yang wajib diketahui ? ...